Berhijab ? Siapa takut

This is me ? 😎

Assalamualaikum..


Kali ini saya mau menceritakan sedikit pengalaman yang membuat hidup saya berubah dalam 1bulan ini.
Saya seorang gadis 21tahun yang menjadi karyawan dan mahasiswi, karena itu kehidupan saya tidak hanya di ruang lingkup rumah saja. Dengan setiap harinya bertemu orang - orang dekat maupun orang baru. Sekarang saya hidup pada zaman yang gila teknologi, fashion, dan banyak viral maupun hoax bertebaran dimana mana. Jujur saja, saya salah satu penikmat dari majunya teknologi dari masa ke masa. Saya tidak dapat mengelak dan berbohong bahwa tidak mengikuti era perkembangan zaman. tapi pada saat ini, bukan hal itu yang ingin saya bahas.

Saya putri dari seorang Ayah yang beragama islam tentu saja, saya pun kelak akan menjadi istri seseorang yang akan membimbing saya kesurga-Nya Allah (Amin yra).
Jika melihat kehidupan masyarakat sekitar sering kita jumpai, kaum wanita yang keluar rumah dengan tidak menggunakan jilbab bahkan mengumbar auratnya. Jika kalian ingin tau, saya adalah salah satu dari kaum wanita tersebut. Ya, saya keluar rumah (bekerja, kuliah, main, dll) tidak menutup aurat, saya tidak menggunakan jilbab, saya masih menggunakan rok pendek untuk bekerja, saya masih menggunkan pakaian yang tidak tertutup, dan saya pun masih ribet meng utak - atik tataan rambut saya yang panjang. Tapi itu dulu, kenapa saya sebut dulu ? karna sekarang saya sudah berubah. Kejadian seperti itu yang tidak dapat dihapuskan memorinya hanya sebagai remainder untuk melangkah kedepannya menjadi lebih baik. Setiap orang pasti ingin dikemudian hari akan lebih baik dari hari sebelumnya, begitupun saya. Alhamdulillah, atas ijin Allah saya sudah berhijab. Sekitar 1bulan yang lalu tepatnya pada hari yang berkah yaitu hari Jumat. Bukan karna tuntutan orang tua, bukan karena sindiran teman - teman, tetapi karena sentilan kecil dari Allah yang langsung menyadarkan saya bahwa memang kewajiban seorang perempuan muslim menutup auratnya dan menggunakan hijab. Karna saya tau, apabila keinginan berhijab tidak dari hati sendiri, maka percuma saja semua pasti akan dijalani dengan sebuah keterpaksaan. 
Sebagai contoh : Apabila saya dekat dengan seseorang, dan dia senang dengan wanita berhijab. Maka ketika saya dan dia pedekate, saya menggunakan hijab. Nah kalo hubungan itu berlangsung selamanya, tapi ini ? kalo saya dan doi bubar, pasti jilbab saya pun bubar pula. karna saya menggunakannya untuk menarik perhatian doi, bukan karena Allah dan bukan dari hati.
Ini sebenarnya bukan pengalaman saya kok suer 😃 saya pun sering mengamati kejadian - kejadian di sekitar saya. Tapi ini bukan bermaksud menyindir, hanya memberikan contoh hehe.. Tapi kalo kesindir bagusdong jadi tau kesalahan nya apa :)

Semua manusia pasti masih jauh dari kata sempurna yang dapat dilakukan adalah hanya terus dan terus memperbaiki diri. Memang tidak semua wanita berjilbab itu sholeha namun wanita sholeha itu pasti selalu berjilbab. Jika masih belum ingin memakai jilbab syar’i ya silahkan paling tidak, masih ada perasaan mereka untuk mencoba menjadi lebih baik dan memenuhi kewajiban mereka sebagai perempuan muslim. Sadar atau tidak sadar dengan memakai hijab atau jilbab meraka pasti merasakan perubahan dalam hati mereka, sehingga hijab itu juga membawa kebaikan dalam diri seseorang. 
Fyi, ketika sekolah SMK saya menggunakan jilbab pada saat kelas 2 sampai kelas 3. Tapi setelah bekerja malah jilbab saya dilepas. Apabila berfikir semasa dulu, kenapa saya begitu terlena nya oleh gemerlap kehidupan di dunia? Karna saya tau, pada umur segitu adalah dimana saya sedang mencari jatidiri. Apalagi dengan marak nya tren fashion dikalangan anak kecil, anak seumuran saya, yang umur nya diatas saya bahkan yang sudah memiliki buntut. Media sosial yang sering saya buka adalah Instagram. Dari situ saya dapat meng explore bagaiman tren fashion yang tidak hanya di Indonesia saja tetapi di luar negri juga. Lama kelamaan,budaya tersebut memberikan pengaruh negtif untuk saya, yang ingin sok sok an mengikuti gaya yang tertera dalam fashion ya walaupun bisa dikatakan hanya ingin mencoba. Dari rasa ingin tahu itulah, saya berani menggunakan pakian yang tidak tertutup (Tapi saya dulu masih terbilang sopan kok?) ya sesopan sopan nya pakaian saya dulu, tetap saja tidak menutup aurat.
Bahkan saya pernah berfikir "ah nanti aja pake kerudungnya klo udah nikah, itu juga kalo suami gue nyuruh pake kerudung" itu pemikiran yang bener bener salah, dan sekarang saya berfikir bahwa kata - kata yang saya lontarkan dulu sama sekali tidak baik dan tidak berfaedah. Sebelumnya pun waktu saya belum berhijab tapi shalat saya tidak ketinggalan, sering puasa senin kamis, dan ibadah ibadah lainnya jadi sya berfikir toh walaupun tidak berjilbab pun saya masih bisa beramal baik bahkan kadang saya membandingkan dengan orang yang berjilbab tapi tidak pernah ibadah. Lagi - lagi asumsi saya sangat salah karena "Jika engkau berjilbab , dan ada orang yang mempermasalahkan akhlakmu, jelaskan pada mereka bahwa antara akhlak dan jilbab itu dua hal yang berbeda. Berjilbab adalah murni perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh wanita muslim, yang telah baligh tanpa memandang akhlak nya baik atau buruk . Sedangkan akhlak adalah budi pekerti, yang tergantung pada pribadi masing masing. Dan jika seseorang wanita berjilbab melakukan dosa/pelanggaran itu bukan masalah jilbabnya namun akhlak nya".
Ya pada saat itu saya mulai bertanya tanya pada teman saya yang sudah mengenakan hijab, entahlah ada angin apa tapi hati saya tergerak untuk bertanya seputar berjilbab. Dan jawaban mereka kurang lebih seperti ini : "Enak ko, mungkin pertamanya gerah tapi kalo udah sering malah adem", "Hati gue sih jadi lebih tenang aja, dan lebih nyaman", "Lebih ngerasa semakin deket aja sama Allah" 
saya ingat waktu itu hari kamis ketika saya bertanya tanya seputar mengenakan jilbab, dan teman kantor saya nyeletuk bilang "Lu mau pake? Langsung aja besok pake tuh mumpung jumat hari yang baik juga" dan saya cuman bilang belum siap. Dan ada seseorang juga yang pernah bicara ke saya bahwa berjilbab itu bukan menunggu waktu yang tepat. Tapi, kita yang menciptakan waktu yang tepat itu. 
Ternyata selang beberapa hari setelahh saya tanya2 masalah jilbab ada kejadian yang membuat saya down dan merasa depresed banget yaitu ketika Bapak saya jatuh sakit (Stroke). Saya pernah baca "Satu langkah seorang anak perempuan keluar rumah tidak menutup aurat/berjilbab. Maka, satu langkah pula ayahnya menuju neraka". Disitu saya juga kefikiran bahwa saya tidak ingin memperberat beban Bapak saya mau sekarang ataupun nanti. Dan saya pun ketika shalat meminta kepada Allah semoga dibulatkan tekad saya untuk berjilbab, yaa karena saya tidak mau apabila nanti menggunakan hijab malah di copot pasang. Lalu saya bertanya sama mamah "Mah, kalo teteh pake kerudung gimana?" eh kata mamah saya ya dia malah dukung banget dan bersyukur saya menyegerakan berjilbab, sebenernya dia juga sudah pernah bilang ke saya untuk menggunakan jilbab tapi tidak digubris sama saya dan dia bilang mungkin nunggu hidayah 👅
Oya dan minggu itu juga saya menggunakan hijab, hari jumat seperti yang saya bilang. Dan sebelumnya pun jujur saja saya masih ragu - ragu. Tapi, ditekankan dalama hati "Ayo dell, kalo engga sekarang kapan lagi? yang ada malah ga jadi mulu" dan Bismillah pagi itupun saya berangkat kerja menggunakan jilbab. Rasanya pengen nangis, apalagi waktu ditempat kerja di pelukin temen satu satu dan mereka juga doain saya yang baik baik semoga tetap istiqomah. 
Sehari memang belum terbiasa dan masih rada gimana gitu. Dan apalagi pulang kerja langsung berangkat ke kampus, Saya yang biasanya cuman pakai kaos lengan pendek skrg yaa dibiasakan tertutup. Kemudian setelah beberapa hari berjalan menggunakan jilbab, banyak yang bilang sih saya SEDIKIT rada kalem, terus auranya keluar (ini beneran loh), dan di saya pribadi ternyata bener. Hati saya lebih adem, tapi kalo cuaca lagi panas ya panas. Terus saya juga mulai sedikit demi sedikit menjaga lisan dan prilaku saya, semuanya bertahap. Alhamdulillah makin kesini kerasa nya makin baik perubahannya. Dan kadang berfikir juga "Kenapa sih engga dari dulu aja pake jilbab gini?". Saya pun merasa lebih pede dan bangga dengan menggunakan jilbab, saya bangga akan identitas saya sebagai wanita muslim yang sudah menutup aurat. 
Dan sekitar seminggu yang lalu saya menghapus foto - foto saya sebelum menggunkan jilbab di instagram. Karna saya berfikir kalo kelak saya meninggal dunia dan foto itu foto yang tidak menutup aurat belum dihapus pasti itu dosa nya pun terus mengalir. Saya pernah baca soalnya, cuman foto - foto di facebook belum sempat saya hapus semua. Mungkin akan saya back up terlebih dahulu di Dropbox kemudian dihapus semuanya. Sebenarnya, lebih baik lagi saya tidak memajang foto berdasarkan wajah asli saya. Tapi belum bisa untuk saat ini hehe..

Nah sampai disini dulu ya sharing seputar saya berjilbab. Jadi, masih belum mau berjilbab? Terserah sih, cuman tanyakan kepada hati kita saja toh nanti yang merasakan bagaimana baik dan buruknya adalah kita sendiri. 
Maaf apabila ada kesalahan kata maupun ketikan yang membuat salah paham, disini pun saya masih belajar untuk menuangkan apa yang ada di dalam isi kepala saya, Semoga bermanfaat, tolong diambil yang baiknya dan buang saja yang tidak pentingnya. Jika ada kritik dan saran alangkah baiknya dikomen agar sayapun tau kekurangan saya, 
Wassalam 😗😗

Comments

Popular Posts