STOP ASKING ME KAPAN NIKAH
Stop asking me "kapan nikah?"
Jadi untuk akhir tahun ini memang banyak sekali teman - teman saya menikah. i'm happy for that, beneran. melihat mereka bahagia, rasanya tertular ikut kebahagiaannya. tetapi mulai bermunculan orang - orang yang bertanya kapan nikah ? kapan nyusul ? oke, mungkin untuk satu atau dua orang tanggapan saya sambil tersenyum bilang "iya inshaAllah jika udah ada jodohnya" tetapi kebanyakan ada tambahan kalimat "kapan nikah? lo sih terlalu milih - milih" "lo sih terlalu sibuk ngejar karir" oke stop di kalimat ini saya mulai muak karena mereka mulai menyentil urusan pribadi saya. itu bukan hak mereka yang bertanya dan memberikan pernyataan seolah - olah mereka itu saya atau seolah - olah mereka merasakan seperti saya.
Saya tidak akan memberikan alasan yang lebih terperinci, tetapi baikny sesama manusia saling mendoakan saja. ada juga beberapa teman yang bukan bertanya tetapi malah mendoakan "semoga jodohnya cepet ya" "semoga cepet nyusul ya" menurut saya pernyataan seperti ini lebih dapat diterima dengan lapang dada oleh diri saya sendiri tentunya. karena ini merupakan doa.
Jujur saja untuk kepada tahap memulai rumah tangga saya belum siap lahir dan batin, untuk tahun ini dan 1 tahun selanjutnya. saya belum tau kapan saya akan siap, memang masih banyak sesuatu yang ingin saya capai sebelum saya memutuskan untuk menikah. dan masih banyak yang harus disiapkan juga apabila saya memutuskan untuk menikah. dan saya berfikir bahwa keluarga saya terkhusus mamah saya belum mau saya menikah. Semua sudah ada jalannya masing - masing, rezeky, jodoh dan maut sudah ditentukan. Untuk rezeky memang Allah yang memberikan nya tetapi bagaimana usaha kita untuk mendapatkannya, begitupun dengan jodoh. dan untuk maut,apa yang sudah kita lakukan sebelum maut datang menjemput? apa kita sudah mempersiapkannya.
Pernikahan yang ingin saya jalani merupakan pernikahan sekali seumur hidup, untuk alasan banyak memilih - milih karena memang hidup itu merupakan pilihan. saya ingin menghabiskan waktu seumur hidup saya dengan
orang yang tepat, bukan hanya sekedar memilih dan pernikahan tidak bertahan lama. Jadi, saya mohon berhenti bertanya "kapan nikah?" kepada saya maupun orang - orang lain. Kebahagiaan setiap orang berbeda, kalian tidak dapat menyamaratakan arti sebuah kebahagiaan itu dari yang mereka memiliki pasangan / dia yang sudah menikah. Setelah menikah pastinya ditanya, sudah isi belum? Kapan punya anak? Atau ada statement “dia udah nikah tapi kok masih makan diluar? Engga bisa masak ya ?” Stop stigma negativy secara terus menerus seperti ini hanya membuat orang lain yang kalian tanya itu merasa tertekan karena kalian tidak akan tau bagaimana rasanya ditanya seperti itu pada keadaan yang salah, dan karena kalian juga tidak mengerti
apa yang dialami orang lain.
Saya ingatkan kembali, kebahagiaan orang lain berbeda – beda. Belum menikah dan belum memiliki pasangan bukan berarti saya dan mereka tidak berbahagia. dan mulai detik ini pun saya akan mengganti pertanyaan itu menjadi doa untuk mereka yang memang belum mendapatkan pasangannya. Bukannya manusia itu sebagai makhluk sosial? Tetapi dalam hal terlalu mencampuri urusan orang lain ini tidak dapat di tolelir, ini menurut
pandangan saya pribadi. Karena pertanyaan seperti ini dapat menular, jika tidak berhenti di kamu yasudah semakin banyak orang bertanya dengan beragam.
Saya menyampaikan seperti ini karena kelelahan saya menjawab pertanyaan 2 kalimat tetapi begitu menyebalkan didengarnya, dan saya diskusi dengan teman saya yang sudah menikah sebelumnya dia pernah ditanya kenapa belum memiliki anak ? Dan tau apa yang dia rasakan ? Nangis, merasa ada yang salah pada dirinya dan suaminya. Kita tidak akan tau ucapan sesimple itu dapat menyentil sisi psikologis seseorang kan ? :) mangkannya, tolong sebelum mengucapkan kata, dapat difikir beribu ribu kali.
Terimakasih..
Comments
Post a Comment