BICARA TENTANG JODOH
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. -Quran Surat Asy-Syura Ayat 11
Bicara tentang jodoh...
Seseorang
yang belum gue tau wujudnya kayak gimana, seseorang yang sama sekali
nggak gue tau tinggal dimana, dan keadaanya bagaimana. Tetapi seseorang yang selalu
gue minta sama Allah setiap selesai shalat (akhir-akhir ini hehe).
Sebelumnya, seperti dipostingan gue beberapa bulan yang lalu tentang "stop asking me kapan nikah"
setelah gue sadar karena banyak ditegur temen gue ternyata banyak sekali
kekeliruan atas apa yang gue fikirkan dan yang gue kejar selama ini.
Satu
kalimat yang masih gue inget beberapa hari yang lalu, dari seorang saudara
bilang bahwa gue terlalu ngejar dunia dan seketika semuanya terhenti dan gue
inget semua omongan gue, Tindakan gue selama ini, bahkan ambisi gue. Semuanya
enggak akan pernah habis dan selalu kurang karena gue salah mengejar sesuatu.
Tapi
berkali-kali gue diingatkan bahwa masalah bertemu jodoh atau melangsungkan
pernikahan itu bukan akhir dari segalanya, bukan akhir dari mimpi-mimpi gue
yang belum tercapai, bukan akhir dari karir gue, bukan akhir dan bukan
pembatasan atas semua cita-cita gue selama ini. Dan mungkin itu alasan yang gue lakukan selama ini.
Hal tersebut dibenarkan oleh mama gue, terlibat dalam deep talk dengan mama.
Rasanya..
waktunya tepat, saat gue bener-bener pasrah bahkan gue minta ke Allah bagaimana
sih caranaya? Bagaimana caranya gue bisa bahagiain keluarga tanpa gue mengabaikan
masalah jodoh gue.
Gue terlalu
tenang dengan kalimat “setiap orang diciptakan berpasang-pasangan” dan berfikir
akan ada waktunya pun jodoh gue datang dan gue belum membutuhkan dia. Tapi,
mama gue bahkan berdoa untuk gue yang didekatkan jodohnya sedangkan gue sendiri
sering berucap bahwa gue belum mau nikah kalau belum bisa bahagiain orang tua.
Kalimat itu seketika buat mama gue sedih dan nangis, ya.. gue bilang itu ke dia, gue
bilang bahwa gue sering berdoa seperti itu. Gue berdoa seperti itu walaupun
banyak orang yang menegur gue tetapi tetap gue masih berdoa seperti itu dan gue
enggak peduli. Tapi mama gue peduli, dia bilang bahwa nanti dia pun menua dan
gue pun betambah umur bahwa mama gue berharap ada seseorang yang dapat
membimbing gue karena gue pasti membutuhkan itu dan mama gue sangat berharap
ada seseorang yang dapat menyayangi gue dan keluarga gue.
Gue masih
berfikir bahwa uang masih segalanya, tapi itu dibantahkan juga oleh mama gue
yang berharap bahwa walaupun uang bisa membeli beberapa dan menjajarkan
kebahagian tapi uang itu bukan segalanya.
Gue
sekarang percaya, orang yang berpegang teguh dengan nilai keagamaan bahwa dia
akan tau gimana caranya memperlakukan seseorang dengan benar karena dia tau
bagaimana interaksi dia dengan Allah. Dan mama berharap gue bisa mendapatkan
seseorang yang seperti itu.
Gue sedang
memperbaiki diri gue, entahlah.. masih perlahan, tapi gue tau tujuan gue
sekarang. Tujuan yang harus melibatkan Allah setiap perjalanannya..
Gue sangat
bersyukur masih diberi kesadaran akan hal ini detik ini, gue bersyukur bahwa
gue enggak jatuh terlalu dalam dan membuat gue ambisius terhadap dunia yang
cuman titipan dan fana ini. Jadi, untuk sekarang gue pun masih tenang akan
seseorang yang datang kemudian pergi. Tapi persepsi saat ini adalah “Allah
kasih tau bukan dia orangnya, bukan dia yang datang buat melengkapi hidup gue”.
Comments
Post a Comment