#6
Hii apa kabar?
Sekarang sudah 2022, dan tahun ini saya sudah mencapai angka 26 tahun. katanya beberapa orang berada dalam posisi quarter life-crisis, hal yang sama juga sudah saya lewati pada tahun tahun sebelumnya.
Saya rasa belum ada perubahan signifikan di hidup saya selama beberapa tahun belakangan ini, hanya umur yang bertambah tua dan sadar bahwa peluang saya untuk mencapai mimpi - mimpi saya semakin menyempit. Tetapi hal itu membuat saya sadar bahwa saya harus tetap bertahan ataupun berusaha sebaik mungkin bagaimanapun caranya.
Dua tahun yang lalu saya masih berada di posisi yang sulit untuk membuat suatu keputusan, saya terlalu takut untuk melangkah. oh tidak, tepatnya saya kesulitan harus mulai dari mana? bagaimana saya bisa mencapainya? tetapi pemikiran itu tidak bertahan begitu lama, saya menemukan jalan keluar dan peluang untuk satu persatu memetakan dan mem-breakdown mimpi saya yang terlalu besar menjadi kecil dan sedikit demi sedikit jalannya semakin jelas.
Selama 1 tahun lebih itu saya sangat berusaha dan membuat diri saya kelimpungan sewaktu - waktu. Saya fokus terhadap kuliah saya dan saya menyelesaikannya walaupun tidak tepat waktu, september 2021 saya bisa wisuda karena untuk sidang sendirinya pun saya rampungkan di januari 2021.
Terkadang momen seperti itu sering saya abaikan, saya rasa itu bukan sesuatu yang spesial. Saya fikir itu bukan hal yang terlalu bagus dan biasa saja, tetapi orang - orang disekitar saya membuat semuanya menjadi berarti.
Tapi akhir - akhir ini ada hal yang membuat saya berfikir selain karir, ketika teman - teman saya bahkan orang sekitar saya sudah berkeluarga. Berkeluarga atau menikah adalah sesuatu yang menurut saya belum bisa saya capai dalam waktu dekat ini saya rasa. Selain berhubungan dengan pasangan yang tidak ada, saya juga berfikir untuk memulai kehidupan baru dengan orang asing seumur hidup dengan sifat saya seperti ini, dengan kondisi saya seperti ini, dengan kondisi keluarga saya juga yang seperti ini. Rasanya semuanya hanya memberatkan saja, tetapi dalam satu sisi saya tidak dapat memungkiri bahwa saya membutuhkan pasangan untuk bersandar dan berkeluh kesah tanpa rasa canggung bercerita.
Mungkin ini hanya efek karena sahabat saya baru menikah 2 hari yang lalu, dan sahabat saya satunya lagi sedang mempersiapkan pernikahan. Saya rasa, saya masih dapat bertahan sendirian dalam waktu yang cukup lama.
Comments
Post a Comment